Bekal Dua Orang Musafir

Sabtu, 30 April 2011

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ : "كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ".
Ibnu Umar RA meriwayatkan dari Nabi SAW bahwasanya dia bersabda : “ jadilah kamu di dunia ini seakan sebagai orang asing atau seperti orang yang sedang dalam melakukan perjalanan”. (H.R. Bukhari)
Dalam hadits ini Rasulullah SAW memberikan wasiat atau nasihatnya kepada seorang sahabat yunior Abdullah bin Umar RA agar dia memposisikan dirinya di dalam dunia seakan-akan dia adalah orang asing yang sedang berada di suatu daerah atau sebagai orang yang dalam perjalanan yang sedang melalui seuatu daerah. Karena dalam perjalan hidup manusia di dunia ini, mereka  tak terlepas dari merasakan  kesenangan dan kesedihan, sehat dan sakit, berkumpul dan berpisah, menetap dan berpergian, memberi dan diberi, memuji dan memaki dan lain sebagainya.
Hidup di dunia ini merupakan ujian untuk menggapai kebahagian abadi di akhirat kelak, yaitu berupa surga Allah SWT yang luasnya seluas langit dan bumi, surga yang ketika orang memasukinya dia akan lupa segala penderitaan yang pernah dialaminya selama dia hidup di dunia.
Dalam kehidupan di dunia  ini hanya ada dua macam orang yang akan melakukan perjalan :
Pertama : Perjalanan dunia
Dalam perjalan dunia atau yang sering disebut dengan safar (berpergian jauh), perbekalan yang cukup adalah sebuah keniscayaan yang harus dimiliki oleh setiap orang yang akan melakukannya perjalanan ini. Dia harus memiliki bekal uang dan makanan yang cukup, sehingga saat dia membutuhkannya maka dia tidak kesulitan untuk menikmati dan mengkonsumsinya. Bekal kendaraan juga tidak kalah pentingnya, sehingga dia bisa sampai pada tujuannya sesuai jadwal yang pernah dia rencanakan.
Jadi betapa pahamnya orang yang akan melakukan perjalan dunia untuk sampai ke tempat tujuannya sesuai jadwal dengan membekali dirinya dengan bekal yang sangat cukup.
Kedua : Perjalanan Akhirat
Dalam mempersiapkan bekal perjalanan dunia, kita selalu ingin bekal itu terpenuhi secara maksimal, sehingga kita tidak ingin mengambil resiko yang dapat menghambat dan mengganggu perjalan kita tersebut. Apalagi perjalanan menuju kehidupan akhirat yang tidak ada kehidupan setelahnya. Di akhirat nanti hanya ada dua tempat kembali yang pasti akan ditempati oleh setiap anak cucu Adam, kalau tidak menempati surga pasti dia akan menempati neraka.
Oleh karenanya, bekal perjalanan menuju akhirat harus lebih maksimal bila dibandingkan dengan bekal perjalanan dunia. Jangan sampai seorang yang akan melakukan perjalanan menuju kehidupan akhirat yang kekal abadi, dia lupa akan hakikat perjalan ukhrawi ini.
Seorang penyair mengingatkan kita dalam bait syairnya :
Berbekallah kamu sejak dini untuk kehidupan abadimu
Beramallah untuk Allah dan siapkanlah bekal terbaikmu
Jangan kamu memperkaya diri dengan segala yang ada di dunia
Karena sesungguhnya harta kekayaan itu akan sirna
Apakah kamu ingin menjadi teman suatu kaum
Mereka memiliki bekal sedangkan kamu tidak memilikinya?
Maka bekal untuk kehidupan akhirat tidak sama dengan bekal kehidupan dunia, karena perbedaan keduanya. Bekal utama musafir dunia adalah uang, maka bekal utama musafir akhirat untuk menuju kehidupan abdinya adalah iman dan amal shalih yang ringkasnya sering disebut taqwa.
Allah SWT berfirman :
"وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى..."
“Berbekallah kalian, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa…” (Q.S. Al-Baqarah/2 : 197)
Mari kita renungi bersama, apakah yang akan memberi manfaat kepada seseorang di dalam kuburnya? Tidak lain adalah amal shalih dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Jadi, mari kita ingat kembali bahwa kita tidak akan tinggal untuk selamanya di dunia ini, jangan lupa bahwa kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang hakiki. Perjalanan menuju kehidupan akhirat adalah sebuah keniscayaan, hanya orang-orang yang tidak yakin saja yang tidak mempercayai akan adanya kehidupan akhirat.
Jadi mari kita jadikan diri kita ini seakan sebagai orang asing  dan orang yang sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat, sehingga kita dapat memposisikan dunia ini adalah tempat singgah sementara kita dalam menuju kehidupan akhirat yang kekal abadi.  Wallahu a’lam

0 komentar:

ChatBox


ShoutMix chat widget

Arsive

Posts Recentes

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified