Saling Memaafkan

Sabtu, 30 April 2011

Saling memaafkan adalah satu sikap terpuji dan merupakan akhlaq yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika Aisyah ditanya tentang akhlaq Rasulullah beliau mengatakan, “Beliau bukanlah orang yang suka mengeluarkan kata-kata kotor, tidak pula suka ikut-ikutan mengucapkan kata-kata kotor. Beliau tidak suka berteriak-teriak di pasar, tidak pula membalas kejelekan dengan kejelekan, akan tetapi beliau suka memaafkan lahir dan batin.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Sesungguhnya, bermaaf-maafan sebaiknya tidak hanya dilakukan menjelang bulan Ramadhan maupun ketika Idul Fitri saja. Saling memaafkan dapat dilakukan kapan saja, terutama bagi kedua belah pihak yang sedang bermusuhan. Mungkin rasa gengsi yang besar masih menyelimuti seseorang untuk meminta maaf ataupun memaafkan. Padahal, memaafkan lebih mulia daripada meminta maaf.

Bila Allah SWT mampu memaafkan hambanya yang berbuat salah dan dosa, mengapa manusia tidak? Saling memaafkan yang diharapkan yaitu memaafkan secara lahir dan batin. Dalam Al Qur’an, memaafkan secara lahir disebut dengan al-‘Afwu. Sedangkan memaafkan secara batin diistilahkan oleh Al Qur’an dengan ash-Shafhu. Secara umum, makna al-‘Afwu dan ash-Shafhu itu berdekatan. Akan tetapi, sebenarnya as-Shafhu itu lebih tinggi daripada al-‘Afwu.

Ash-Shafhu adalah memaafkan kesalahan secara total, seakan-akan tidak pernah ada. Hal ini dapat diartikan dengan memberi maaf dengan ikhlas tanpa mencela orang yang memintanya. Sedangkan al-‘Afwu adalah tidak mencela orang yang berbuat salah secara lahiriah saja. Oleh karena itu Allah SWT berfirman dalam surat Al Hijr ayat 85, “Maka maafkanlah mereka dengan cara yang baik.”

Saling memaafkan dapat menghilangkan rasa dengki dan prasangka. Meski memberi maaf bukanlah hal yang mudah bila seseorang itu telah dizalimi. Oleh karena itu, pentingnya seorang muslim untuk bertawadhu’ agar dapat menahan emosi dan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidaklah seseorang itu bertawadhu’ karena Allah, kecuali akan Allah tinggikan derajatnya.” (HR. Muslim). Selain itu, dalam riwayat Ahmad, Nabi bersabda, “Tidak ada seorangpun yang didzalimi, lalu dia memaafkannya karena Allah, kecuali Allah akan menolong dan memuliakannya.”

Memaafkan adalah sebuah pintu kelapangan. Memaafkan adalah simbol orang saleh, yang tidak menuntut haknya serta menghapuskan dendam dengan memaafkan kesalahan orang lain. Untuk itu, marilah kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan saling memaafkan, dan dengan hati yang bersih tetap menjaga persaudaraan dan tali silaturahmi terhadap sesama.

Kami memohon cinta-Mu, cinta orang-orang yang mencintai-Mu, dan amalan yang dapat menghantarkan kepada cinta-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai pengampunan, maka ampunilah kami.
Semoga sekeluarnya dari Kepompong Ramadhan, kita dan yang melihat kita, kagum menemukan jiwa yang telah berubah menjadi indah, seindah kupu-kupu yang sebelumnya adalah ulat yang menjijikan.

Ya Allah, berilah kami umur panjang, agar kami dapat bertemu dengan RAMADHAN lagi.

Ya Allah, jadikanlah ibadah yang kami kerjakan di dalam bulan Ramadhan  mendapat nilai disisi-Mu. Amiiiinnn.

0 komentar:

ChatBox


ShoutMix chat widget

Arsive

Posts Recentes

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified